PADANG | Menyikapi aksi besar mahasiswa Sumatera Barat, Anggota DPR RI Lisda Hendrajoni menanggapi dengan penuh hormat dan kelembutan.
“Bagi saya, suara mahasiswa bukan ancaman, tapi tanda cinta mereka pada negeri. Kritik adalah bagian dari kepedulian, bukan kebencian,” ujarnya.
Lisda menambahkan, sejarah bangsa ini juga dibangun oleh keberanian menyuarakan kebenaran. “Tan Malaka pernah berkata, aksi massa adalah energi perubahan. Dan energi itu harus dijaga agar tetap memberi cahaya, bukan bara,” ungkapnya.
Ia mengajak mahasiswa agar tetap menjaga semangat dengan cara yang menyejukkan.
“Saya percaya, idealisme adik-adik mahasiswa adalah cahaya untuk masa depan. Mari kita saling mendengar, saling menguatkan, dan menjaga persaudaraan. Karena Sumatera Barat ini rumah kita bersama.”
Terkait dengan sejumlah tuntutan dari mahasiswa, Lisda Hendrajoni menegaskan sangat mendukung pengesahan RUU perampasan aset, dan saat ini sudah masuk dalam Prolegnas 2025-2029.
“Kami selaku anggota DPR RI sangat mendukung penuh RUU perampasan aset. Dan ini sudah menjadi masuk ke dalam Prolegnas tahun ini. Tentunya kami juga akan mendesak agar ini segera dibahas dan disahkan,” tegasnya.
Anggota DPR RI asal Dapil Sumatera Barat I tersebut juga menyatakan akan siap mengawal dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Sumatera Barat, dan menyampaikan penyesalan jika ada kekhilafan aspirasi yang tidak tersampaikan, karena keterbatasan yang dimiliki.
“Sebagai manusia tentunya kami tak luput dari kekhilafan, karena tak ada manusia yang sempurna. Dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kekurangan kami selama ini. Namun dengan ini kami juga bertekad untuk berbenah diri dan terus memperjuangkan serta mengawal aspirasi masyarakat Sumatera Barat di Pusat,”ungkapnya.
Lisda menutup dengan pesan penuh kehangatan. “Pintu hati dan pintu rumah saya selalu terbuka. Aspirasi yang disampaikan dengan tulus adalah amanah yang akan saya jaga,” ucapnya.
0 Komentar